HujanRejeki

Berhujan-hujanan dalam rejeki dan nikmat karunia-Nya

Kamis, 30 Juni 2011

Apa yang membuat logo efektif?

Artikel dibawah adalah terjemahan suka-suka dari artikel sebelumnya. Disebut suka-suka karena harus disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.. supaya isinya lebih mudah dicerna dan difahami. Selamat membaca!


Beberapa prinsip pembuatan logo yang efektif, setidaknya mengikuti beberapa kaidah sbb:

1. Simple/ Sederhana

Logo yang sederhana menjadikannya mudah dikenali, serbaguna dan mudah diingat. Logo yang bagus menampilkan sesuatu yang unik tanpa harus kelihatan berlebihan.

Seorang desainer senior dulu pernah mengenalkan ‘Prinsip KISS’. Yang berarti Keep It Simple, Stupid. Prinsip ini sebenarnya mewakili pertimbangan design yang sangat dalam. Logo yang simple biasanya mudah dikenali, mudah diingat dan paling efektive untuk menyampaikan pesan dari si pemilik logo. Idntitas suatu logo juga harus menarik perhatian atau mudah dikenali oleh mereka yang lalu lalang dengan kecepatan 80-90 km/jam, di dalam rak toko yang berisi bertumpuk-tumpuk packaging, atau di kendaraan yang yang digunakan untuk advertising, marketing dan promosi. Ingatlah, branding logo yang hebat di dunia di kategori sepatu hanyalah berupa grafis sederhana dari bentuk ‘centang’ J


2. Mudah Diingat

Prinsip berikutnya adalah mudah diingat. Logo yang efektif harus mudah diingat, dan ini bisa dicapai melalui bentuk yang simpel dan tepat. Mudah tidaknya logo diingat oleh konsumen, sangat tergantung dari kekhas-an logo tsb. Tidak mudah menciptakan logo yang unik dan khas. Bahkan ketika logo tsb sudah teapt mewakili apa yang ingin disimbolisasikan, tetap saja kekhasan yang menjadi poin utama tidak tercapai. Kedalaman eksplorasi dan pengalaman seorang designer diperlukan untuk membuat logo yang unik dan khas.


3. Langgeng

Logo yang efektif harus bersifat abadi, selama mungkin, tidak termakan oleh waktu. Perlu ditanyakan, apakah logo tersebut masih efektif dalam 10, 20 dan 50 tahun lagi?

Jangan hanya mengikuti trend saja. Biarkan trend untuk industri fashion J. Karena trend datang dan pergi. Tidak masalah jika kita mendesain tentang model jeans, atau baju model baru maka kita mengikuti trend. Tapi jika yang diperhatikan adalah identitas sebuah merk, maka kelanggengan adalah kuncinya.


4. Serbaguna

Logo yang efektif harus bisa diaplikasikan di banyak media. Logo tersebut harus fungsional. Untuk itu logo harus berbentuk vector, sehingga bisa diperbesar hingga tak terhingga. Logo juga harus bisa diaplikasikan secara horizontal maupun vertikal.

Perlu dicek ulang keefektifan logo ketika diaplikasikan sbb:

1. diprint hitam putih?

2. diprint sekecil perangko?

3. diprint sebesar billboard?

4. diprint kebalikannya, yakni di background hitam atau gelap?

Ketika membuat logo ada baiknya mendesignnya dengan warna hitam putih dulu, sehingga kita bisa berfokus pada konsep dan bentuk logo.Satu yang perlu diingat, semakin banyak warna pada logo maka efek jangka panjangnya adalah biaya yang dikeluarkan semakin banyak. Gunakan warna dengan efisien atau bila logo tersebut warna-warni maka siapkan juga versi grayscale atau hitam putihnya. Di dunia printing ada standard warna, pastikan bahwa warna yang dipilih sudah memenuhi kaidah. Di negara kita yang umum dipakai untuk printing adalah warna CMYK dan Pantone. Jadi pastikan logo punya standard warna dari sistem warna tsb.

5. Ketepatan

Logo harus sesuai pada tempatnya, sesuai dengan tujuan perusahaan atau lingkungan tempat logo itu akan berada. Misalnya ketika akan mendesain logo untuk mainan anak-anak, maka sepatutnya kita menggunakan font yang kekanak-kanakan dan warna yang ceria. Berbeda dengan ketika mendesain sebuah perusahaan konstruksi, font , warna dan simbol yang digunakan tentunya lebih serius.

Hal penting yang juga perlu diingat, logo tidak harus mencerminkan secara harfiah bidang bisnis apa, atau produk/jasa apa yang ditawarkan oleh perusahaan tsb. Misalnya perusahaan otomotif tidak harus punya simbol mobil di logonya, perusahaan telekomunikasi tidak perlu ada simbol telepon, dan perusahaan komputer tidak harus ada simbol komputer di logonya. Bisa kita ambil contoh logo dari Honda bukanlah simbol mobil, logo Nokia bukanlah hape, logo Panasonic bukanlah simbol alat elektronik.

Logo intinya adalah sebagai media identifikasi. Logo menyampaikan kualitas dari yang disimbolisasikan. Perusahaan kelas dunia harus punya logo berkualitas yang berkelas dunia juga. Dan logo bukanlah tongkat ajaib, diperlukan faktor-faktor lain agar logo semakin kuat dikenali dan dipercaya oleh konsumen.

Bagaimana konsep logo menurut Anda?

How to write an effective design brief and get design what you want!

How do you get the design you want? The perfect design you envision in your head? … The design brief is the answer.

Whether you are a designer or a client, an effective design brief is the single most critical factor in ensuring that a project is successful.

This article will tell you how to write an effective design brief that will be both beneficial to the client and the designer.

This article will be based from the client’s perspective.

What Is A Design Brief?

First off, you may want to know what a design brief is. A design brief is something that is vital to any design project as it will provide the designer(s) with all the information needed to exceed your expectations.

A design brief should primarily focus on the results and outcomes of the designand the business objectives of the design project. It should not attempt to deal with the aesthetics of design… That is the responsibility of the designer.

The design brief also allows you (the client) to focus on exactly what you want to achieve before any work starts on the project.

A good design brief will ensure that you get a high quality design that meets your needs, providing you have chosen the right designer.

How To Write An Effective Design Brief

If you answer these questions below in an ordered and detailed fashion, your design brief will be 90% done… the other 10% will come from further questions from the designer after you submit your brief.

Have fun answering the questions and remember, provide as much detail as possible! This does not mean one line answers.

What does your business do?

Tip: Never assume that the designer will know anything about your company. Be clear and concise and avoid jargon when replying.

  • What does your company / organisation do?
  • What is your company’s history?

What are the goals? Why?

  • What is the overall goal of the new design project?
  • What are you trying to communicate and why?
  • Are you trying to sell more products or get awareness of your product / service?
  • How do you differ from your competitors?
  • Do you want to completely reinvent yourself or are you simply updating your promotional material?
Tip: You should also provide old promotional material to assist the designer.

Who is the target market?

  • What are your target market’s demographics & phychographics? ie. the age, gender, income, tastes, views, attitudes, employment, geography, lifestyle of those you want to reach.

Tip: If you have multiple audiences, rank them in terms of importance.

What copy (text) and pictures are needed?

Tip: The copy and pictures used in a design are as crucial as the design itself and you should clearly state who is going to be providing the copy and pictures if needed. You may need to look into getting a professional copywriter / photographer – ask your designer for some recommendations.

  • What copy needs to be included in the design? Who is providing the copy?
  • What pictures / photographs / diagrams etc need to be used? Who is providing these?

What are the specifications?

  • What size is the design going to be?
  • Where is it going to be printed / used? The web, business cards, stationery, on your car?
  • What other information should the designer know in regards to specifications?

Have you got a benchmark in mind?

  • You should provide the designer with some examples of what you consider to be effective or relevant design even if it is from your main competitors. This will set a benchmark for your designer.
  • Provide the designer with things not to do, and styles that you do not like or wish to see in your design. This will give the designer an idea of what to avoid and will avoid disappointment on your behalf.

What Is Your Budget?

  • Providing a budget prevents designers wasting valuable time and resources when trying to maximise your budget.
  • Providing the budget upfront also allows designers to know if the project is going to be worthwhile to complete. Make sure you are worth their time.

What is the time scale / deadline?

  • Give the designer a detailed schedule of the project and set a realistic deadline for the completion of the work. You should take into account the various stages of the design project such as consultation, concept development, production and delivery.

Tip: Rushing design jobs helps no one and mistakes can be made if a complex job is pushed through without time to review, however, there are times when a rush job is needed, and in these cases you should be honest and upfront about it.

Tips For The Designer

As a designer it is important to have a template such as this one to give to clients as clients will not always come to you with a design brief – feel free to use this one as you please. By having a template ready, it shows them your professionalism and ultimately saves them (and you) a lot of time and money.

What makes a good logo?

What makes a good logo? A good logo is distinctive, appropriate, practical, graphic, simple in form and conveys an intended message.

There are five principles that you should follow to ensure that this is so…

An effective logo is (in no particular order):

· Simple

· Memorable

· Timeless

· Versatile

· Appropriate

1. Simple

A simple logo design allows for easy recognition and allows the logo to be versatile & memorable. Good logos feature something unique without being overdrawn.

While in college in the mid-70’s an instructor introduced me to the K.I.S.S. Principle of design; which translates to: Keep It Simple, Stupid. It does convey a very important design consideration. Simple logos are often easily recognized, incredibly memorable and the most effective in conveying the requirements of the client. A refined and distilled identity will also catch the attention of a viewer zipping by signage at 70 miles per hour, on packaging on the crowded shelves of a store, or in any other vehicle used for advertising, marketing and promotion. Remember, the basis of the hugely effective international branding for the world’s largest shoe manufacturer is a very simple graphic swoosh.

~ Jeff Fisher

2. Memorable

Following closely behind the principle of simplicity, is that of memorability. An effective logo design should be memorable and this is achieved by having a simple, yet, appropriate logo.

You may be interested to see some examples of bad logo designs.

Surprising to many, the subject matter of a logo is of relatively little importance, and even appropriateness of content does not always play a significant role.

This does not imply that appropriateness is undesirable. It merely indicates that a one-to-one relationship between a symbol and what it symbolized is very often impossible to achieve and, under certain conditions, objectionable. Ultimately, the only mandate in the design of logos, it seems, is that they be distinctive, memorable, and clear.

~ Paul Rand

3. Timeless

An effective logo should be timeless – that is, it will endure the ages. Will the logo still be effective in 10, 20, 50 years?

Leave trends to the fashion industry – Trends come and go, and when you’re talking about changing a pair of jeans, or buying a new dress, that’s fine, but where your brand identity is concerned, longevity is key. Don’t follow the pack. Stand out.

~ David Airey

Probably the best example of a timeless logo is the Coca-Cola logo… if you compare it to the Pepsi logo below, you can see just how effective creating a timeless logo can be. Notice how the Coca Cola logo has barely changed since 1885? That is timeless design.

Update: 8/08/09 – Underconsideration has posted an updated timeline of the Pepsi vs CocaCola logo. Thanks for the tip off Jon.

4. Versatile

An effective logo should be able to work across a variety of mediums and applications. The logo should be functional. For this reason a logo should be designed in vector format, to ensure that it can be scaled to any size. The logo should be able to work both in horizontal and vertical formats.

Ask yourself; is a logo still effective if:

· Printed in one colour?

· Printed on the something the size of a postage stamp?

· Printed on something as large as a billboard?

· Printed in reverse (ie. light logo on dark background)

One way around creating a versatile logo is to begin designing in black and white only. This allows one to focus on the concept and shape, rather than the subjective nature of colour. One must also remember printing costs – the more colors used, the more expensive it will be for the business over the long term.

I like to work first in black and white to ensure that the logo will look good in its simplest form. Color is very subjective and emotional. This can distract from the overall design – say if you saw your logo in all red, that color may be the first thing that you respond to and not the composition of the design elements. I will not even consider submitting color suggestions to a client for review until they have signed off on a final black and white logo.

~ Patrick Winfield

One should also familiarise themself with the commercial printing process so as not to come into printing problems further down the track. Learn to know the difference between the CMYK, Pantone and RGB color systems. When designing logos, the Pantone colour system is recommended.

5. Appropriate

How you position the logo should be appropriate for its intended purpose. For example, if you are designing a logo for children’s toys store, it would be appropriate to use a childish font & colour scheme. This would not be so appropriate for a law firm.

It is also important to state that that a logo doesn’t need to show what a business sells or offers as a service. ie. Car logos don’t need to show cars, computer logos don’t need to show computers. The Harley Davidson logo isn’t a motorcycle, nor is the Nokia logo a mobile phone. A logo is purely for identification.

For further evidence of this, take the top 50 brands of the world – 94% of the logos do not describe what the company does.

Paul Rand also has a say on this topic:

Should a logo be self-explanatory? It is only by association with a product, a service, a business, or a corporation that a logo takes on any real meaning. A logo derives its meaning and usefulness from the quality of that which it symbolizes. If a company is second rate, the logo will eventually be perceived as second rate. It is foolhardy to believe that a logo will do its job immediately, before an audience has been properly conditioned.

~ Paul Rand

What makes a great logo in your opinion?

www.justreativedesign.com

Selasa, 28 Juni 2011

Biarawan Yang Menjual Ferrarinya

Artikel menarik dari Bapak Gede Prama, semoga bermanfaat:

Ketika membaca judul buku Robin Sharma The Monk Who Sold His Ferrari, saya merasakan sebuah sentuhan. Bayangkan, mana ada seorang biarawan yang memiliki Ferrari. Disamping itu, mobil mewah terakhir malah mau dijual.

Lebih tersentuh lagi, ketika selesai membaca buku menggugah ini. Sebagai seorang konsultan yang biasa bergaul dan berinteraksi di kalangan menengah atas, betapa tersentuhnya saya dengan ajakan-ajakan menyentuh seperti joyful thought, look within for success, value time as your most important commodity, nourish your relationship dan live life fully.

Mari kita mulai dengan joyful thought. Sebagaimana pernah saya tulis di kesempatan lain, kita memang sedang memproduksi biokimia dan biologi tubuh kita melalui apa yang kita fikirkan. Sebagaimana pernah dikutip oleh Deepak Chopra, wanita yang bercerai - dari hasil penelitian dengan sampel ribuan - memiliki kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar dibandingkan dengan yang tidak bercerai. Dari contoh dan bukti yang masih bisa ditambah ini, terlihat jelas, bahwa fikiran memproduksi kehidupan. Mungkin ini kedengarannya klise, tetapi saya mempercayai sekali kekuatan berfikir positif. Seperti sebuah pepatah Cina : “Don’t curse the darkness, light a candle“. Dibandingkan mengutuk kegelapan, jauh lebih berguna langsung menyalakan lilin.

Bila kegiatan ‘menyalakan lilin’ jauh lebih banyak dibandingkan ‘mengutuk kegelapan’, jangan pernah khawatir dengan kehidupan. Kesehatan, hidup yang cukup, rezeki, kerukunan, kearifan dan hal sejenis, akan mengalir sejalan dengan semakin banyaknya kegiatan menyalakan lilin.

Berkaitan dengan look within for success, ada semacam kerancuan dalam cara manusia mencari keberhasilan. Tidak sedikit orang yang mencarinya di luar diri. Dalam bentuk rumah, merk mobil yang digunakan, jabatan yang diduduki, baju dan jam tangan yang dikenakan dan bentuk-bentuk sejenis. Sebagaimana pernah disarankan oleh seorang rekan warga Amerika ke saya : “you are more than your money, your job and your tittle“.

Mengidentikkan keberhasilan dengan atribut-atribut di atas, tidak saja mudah hilang dan tidak kekal, tetapi juga menghasilkan keterikatan yang berujung pada ketakutan.

Bagi saya, tubuh ini seperti sebuah air terjun yang amat indah. Disamping menyimpan banyak misteri, ia juga menunggu keheningan fikiran sebagai syarat untuk bisa tidaknya keindahan tadi dinikmati.

Nah, mereka yang demikian sibuk mencari atribut di luar, sudah lama dibuat buta dan tuli dengan keindahan air terjun di atas. Anda boleh coba, biasakan setiap hari melepas semua atribut. Dari mobil, rumah, jabatan sampai dengan sebutan orang lain. Awalnya, ada suasana terpaksa. Namun, begitu ia menjadi biasa, keindahan air terjun di atas mulai bisa Anda lihat.

Tentang waktu sebagai kekayaan paling berharga, saya punya pengandaian berguna. Bila uang tidak dipakai hari ini, masih bisa dipakai besok. Tetapi, bila hari ini tidak kita pakai, ia akan menguap begitu saja tanpa bekas.

Padahal, untuk memakai waktu hari ini, tidak diperlukan tenaga dan energi ekstra. Cukup bertanya ke diri sendiri, aspek mana dari waktu hari ini yang bisa dinikmati. Ketika macet, saya mencari wanita cantik yang bisa saya lihat. Tatkala dimarahi orang, saya paksa diri sendiri untuk menemukan hal lucu dari kemarahan tadi. Bila isteri cemberut, saya pergi ke driving range dekat rumah. Mudah, murah namun meriah.

Berkaitan dengan hubungan, ia ibarat taman di halaman rumah. Saat tertentu, ia memerlukan air. Saat lain butuh dipotong. Di waktu lain memerlukan pupuk. Yang jelas, tidak pernah ada taman yang asri tanpa pemeliharaan. Demikian juga dengan hubungan bersama orang lain. Ia memerlukan ketekunan, ketelatenan, kesabaran agar senantiasa asri.

Dengan anak mertua di rumah, saya kerap bersukur karena mendapat godaan besar ketika kedewasaan sudah tumbuh. Suatu hari, tanpa tahu apa yang terjadi, saya pernah dimarahi oleh isteri teman sampai menyentuh hati saya yang paling dalam. Ego saya mengatakan, orang ini mesti dibalas. Tetapi, begitu emosi ini mengendap, dalam sebuah sembahyang saya berdoa, mudah-mudahan isteri teman tadi dikaruniai dan dilindungi Tuhan. Dan, terpelihara rapilah hubungan saya dengan teman tadi.

Begitu membaca nasehat Robin Sharma tentang live life fully, saya teringat dengan karya Ron Jenson dengan judul Make A Life, Not Just Living. Rangkaian nasehat Jenson yang tidak pernah saya lupa berbunyi begini : “you’re also the only one with your background, your contact and your personality. Therefore, there are many things in this life that only you are qualified to do. This is a reality that you must fully embrace“.

Kita semua adalah mahluk unik. Manusia dengan kepribadian, latar belakang dan jaringan hubungan seperti Anda ya hanya Anda sendiri. Tidak ada yang persis sama seperti Anda. Untuk itu, pasti ada misi dan kesempatan di balik keunikan ini yang bisa digunakan oleh Anda sendiri. Sekali lagi pasti.

Saya adalah manusia dengan hobi menulis dan berbicara di depan umum. Karena kepribadian dan latar belakang tertentu, ada orang yang mau percaya. Gabungan dari semua ini, terbentuklah saya yang ada sekarang. Persoalan dianggap pintar atau bodoh, kaya atau miskin, sukses atau gagal, itu hanya sebutan orang lain. Yang jelas, saya amat mensukurinya.

Dengan seluruh cerita di atas, sudah siapkah Anda menjadi biarawan yang menjual ferrarinya?

Listrik Prabayar 1

Sudah sejak kemarin, Meteran Listrik terpasang di rumah. Penantian yang sangat lama, hampir 2 tahun sejak rumah ini dibangun. Yang terpasang adalah model Meteran Prabayar. Gembar-gembornya meteran ini bisa lebih murah karena pengguna bisa mengontrol biaya dari penggunaan listriknya. Tidak ada biaya beban dan tarifnya sama dengan listrik pasca bayar, begitu kata PLN.

Secara teori sih memang lebih murah. Tetapi dari beberapa kawan, ada yang ngomong memang lebih murah dan beberapa kasus ternyata lebih mahal daripada model pasca bayar. Nah kok bisa begitu? Tidak ada cara lain selain membuktikan sendiri. Hemat atau tidaknya akan kita ulas bulan depan.

Di luar daripada itu, karena listriknya sudah nyalur ke PLN, timbul habit baru yakni mulai mengurangi asktivitas-aktivitas yang menyebabkan boros listrik. Misalnya jam nonton TV dikurangi sebagai gantinya jam denger radio ditambah, lampu kamar menyala tapi tidak ada orangnya langsung dimatikan dan tidur lebih awal.. :) Ya, semoga benar-benar bisa hemat...

HujanRejeki: Apakah itu?

Sebuah nama yang sebenarnya tidak ideal dan tidak mencerminkan visi dan misi dari blog ini. Judul yang terlalu komersil, absurd, imaginer dan mengada-ada. Sebenarnya tidak ada maksud lain selain mengajak kita untuk tetap percaya bahwa di 'setiap kesulitan pasti ada kemudahan'. Mengajak kita untuk tetap optimis, entah seberapa kerasnya kita terjatuh, seberapa beratnya beban yang kita pikul, sebegitu dalamnya kita terperosok. Tetaplah selalu percaya bahwa selalu ada jalan dan kemudahan untuk kembali bangkit.

Kenapa hujan rejeki? Setiap hari penuh dengan rejeki. Rejeki itu seperti hujan yang menyirami padang tandus, seperti air yang mengaliri sawah dan ladang, seperti gelombang laut yang tak henti-hentinya menyapa daratan. Tak penah berhenti, itu intinya. Kita aja yang selalu lupa pada Sang Pemberi Rejeki. Setiap saat rejeki itu datang seperti hujan, begitu banyak dan begitu melimpah. Mulai dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagi. Kita yang terlalu bodoh untuk menganggap bahwa rejeki itu adalah hal-hal yang berbau duit, hadiah, pangkat, keberuntungan dsb. Mengubah mindset kita terhadap rejeki sangat penting. Mindset itu akan mengarahkan kita untuk selalu memuji Sang Pemberi Rejeki. Memuji adalah wujud termudah dari rasa syukur. Bukan untuk mengharapkan imbalan agar rejeki kita ditambah, tapi agar kita dikenal, disayangi dan dikasihi oleh Sang Pemberi Rejeki. Imbalan adalah imbasnya saja, bukan tujuan utama. Kalau kita sudah dekat, disayangi dan dikasihi oleh-Nya, kira-kira apalagi yang lebih di idam-idamkan dan lebih mulya daripada itu?

Kawan, selamat berhujan-hujan dalam rejeki-Nya. Berlama-lamalah, jangan pernah berfikir untuk mentas. Karena berhujan –hujan yang satu ini tidak menimbulkan flu, demam, hidung tersumbat dan gejala negatif lainnya J. Dan tetaplah selalu percaya bahwa hujan yang satu ini tidak mengenal musim. Hujan ini akan selalu turun, dalam suka dan duka kita, langgeng, tak pernah bosan dan tak pernah kering...