HujanRejeki

Berhujan-hujanan dalam rejeki dan nikmat karunia-Nya

Jumat, 12 Agustus 2011

Cita rasa Desain


Desain. Sudah lama sekali tidak membahas tentang masalah desain. Lingkungan memang sangat mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Pada masa kuliah tiap hari selalu berkutat tentang desain. Baik itu tugas, buku bacaan, ketemu teman kuliah satu jurusan, ketemu dosen desain dll. Bahkan obrolan di kantin pun tak lepas dari urusan desain. Tidak heran bila masalah desain boleh dibilang sudah „nglonthok“, begitu kata orang Jawa.
Tetapi saat ini, hal itu sudah mulai berubah. Teori desain sudah berubah wujud menjadi suatu pengalaman rasa tentang desain. Dunia kerja tidak mengajarkan tentang teori desain. Dunia kerja membuat teori dan landasan pengertian desain yang didapat semasa kuliah semakin diasah lagi. Boleh juga dikatakan : dimatangkan lagi. Matang nya sampai kapan juga tidak bisa diberi ukuran jangka waktu tertentu. Karena proses pematangan ini seperti proses belajar, sampai tua pun proses p\itu tetap berjalan.  Disini memang ada semacam proses lagi yang saya sebut sebagai peningkatan “pengalaman cita rasa desain”. Cita rasa akan semakin terasah ketika bertemu dengan banyak orang, banyak keinginan, banyak saran dan kritikan. Semakin lama kita akan semakin faham tentang desain, bukan melalui teori melainkan melalui pengalaman yang kita rasakan langsung. Cita rasa desain tidak dapat diajarkan tetapi harus  dirasakan sendiri oleh desainer. Kembal lagi lingkungan sangat berpengaruh. Lingkungan dengan cita rasa tinggi tentunya akan membuat cita rasa desainer menjadi tinggi pula. Hal ini tentunya dengan catatan bahwa si desainer benar-benar membuka mata, hati dan telinga tentang lingkungan sekitarnya.
Cita rasa menentukan tinggi rendahnya selera seorang desainer. Cita rasa adalah sebuah pengalaman mistis-metafisis-, tidak bisa diukur, diformulakan dan didefinisikan dalam wujud, kata-kata dan rumus-rumus tertentu tetapi bisa dilihat dan diamati dari karya-karya yang dihasilkan. Pada umumnya tinggi rendahnya cita rasa berbanding lurus dengan pengalaman hidup si desainer. Semakin lama dia ditempa oleh berbagai tantangan desain semakin tinggi cita rasanya.  Semakin tinggi cita rasa semakin fleksibel seorang desainer dalam membuat karya desain maupun memberikan suatu apresasi tentang karya desain.

Tidak ada komentar: